Selasa, 05 Juli 2011

Persiapan Tahun Ajaran Baru Sekolah Dasar di Jepang

Bulan April adalah tahun ajaran baru untuk sistem pendidikan di Jepang. Mulai dari Shougakkou (SD), Chugakkou (SMP), Koukou (SMA) dan Daigaku (Perguruan Tinggi). Hitungan umur wajib masuk shougakkou di Jepang cukup kibishi atau strik. Bagi anak berumur 6 tahun pada satu April di Jepang baru diwajibkan masuk Sekolah Dasar atau shougakkou.

Pendaftaran masuk SD di Jepang umumnya sudah dilakukan sejak bulan Oktober. Bagi anak-anak yang terdaftar di Youchien atau Taman Kanak-Kanak dan Hoikuen atau Nursery, otomatis sudah didaftarkan oleh kepala sekolah ke SD satu wilayah dengan tempat tinggal murid. Sistem sekolah negeri memiliki aturan sistem distrik. Pemerintah sudah membuat aturan sebuah Sekolah Dasar Negeri atau Shougakkou dapat menampung murid untuk beberapa wilayah di sekitarnya. Pendaftaran sekolah dasar negeri di Jepang, sama sakali tidak dipungut biaya alias gratis, selain itu tidak ada ujian tes masuk.


Persiapan berikutnya dimulai sekitar bulan November. Para calon siswa baru akan diminta hadir beserta orang tua murid untuk melakukan pengecekan kesehatan atau kenkoshindan. Pemeriksaan meliputi mata, pendengaran, penyakit dalam dan gigi. Hasil pemeriksaan dibagikan saat itu juga dan jika ditemukan kekurangan, misalnya: mata rabun, pendengaran tidak jelas, gigi berlubang ataupun penyakit dalam akan segera dibuatkan surat rekomendasi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ke rumah sakit atau klinik. Harapan pemerintah agar saat anak tiba masuk sekolah sudah dalam keadaan sehat fisik dan siap mengikuti pelajaran dengan baik

[Entrance Ceremony Elementary School at Japan] Satu dua bulan berikutnya, yaitu bulan Desember atau Januari diadakan pertemuan kembali orang tua calon murid kelas satu SD dengan pihak sekolah. Pihak sekolah akan menjelaskan perlengkapan apa saja yang harus dipersiapkan dari rumah. Seorang guru akan mempresentasikan barang-barang yang diperlukan, kemudian pihak sekolah pun mengundang para penyedia perlengkapan wajib yang harus dibeli seperti pianika (piano tiup) dan alat gambar. Adapun untuk beberapa daerah yang mengharuskan siswanya memakai seragam, pihak sekolah membebaskan tempat membeli asalkan memenuhi jenis seragam yang digunakan di sekolah tersebut, seperti warna dan desain. Termasuk untuk baju olahraga dan randoseru tas kulit khusus murid SD Jepang dapat dibeli di toko-toko baju dan perlengkapan sekolah oleh masing-masing orangtua.

Setelah presentasi tentang perlengkapan yang harus disediakan, acara dilanjutkan dengan penjelasan dari seorang psikolog anak tentang hal-hal yang harus dibiasakan pada anak usia Sekolah Dasar. Mengenalkan slogan terkenal para guru yaitu hayai ne hayai oki asa gohan, yang artinya; cepat tidur, cepat bangun, sarapan, adalah salah satu materi yang diperkenalkan. Slogan ini tampaknya menjadi slogan khusus para guru untuk menyemangati anak-anaknya tidur tepat waktu. Saat anak masih di taman kanak-kanak seringkali dipantau dengan mengisi kartu aktivitas harian.

Acara penjelasan dari psikolog diakhiri oleh diskusi dan tanya jawab antara calon orangtua murid dan pembicara. Banyak para orangtua khususnya yang memiliki anak pertama masuk sekolah dasar masih mengkhawatirkan kebiasaan bangun tidur yang masih terlambat. Mengingat jam masuk taman kanak-kanak di Jepang jam 9 pagi sedangkan untuk sekolah dasar jam 7.30 anak-anak sudah harus berjalan kaki menuju sekolahnya masing-masing.

Penjelasan psikolog tersebut sangat bermanfaat dan memberi semangat para Ibu untuk perlahan membentuk kebiasaan bangun pagi, terlebih dijelaskan fungsi-fungsi enzyme yang mempengaruhi siklus hidup anak yang ditunjang oleh makanan sehat. Data-data hasil penelitian yang akurat membuat kami para orangtua banyak belajar dan memahami pentingnya hidup teratur.

* Penulis adalah seorang Ibu dari murid kelas 1 shougakkou, 2009 dan ibu dari calon murid kelas 1 shougakkou, 2010 di kota Ishikawa. (rumahfahima.org) Penulis : Sri Yayu Indriyani.

Baca Artikel Lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar