Senin, 13 Agustus 2012

Inilah Sekolah Yang Rutin Berlatih Pidato

Setiap Sabtu malam, para santri secara berkelompok berlatih pidato dalam bahasa Indonesia dan Arab.

Sesekali hentakkan takbir dan shalawat Nabi SAW yang diringi dengan alat musik rebana memecah kebuntuan santri dalam berorasi. Gema takbir dan shawalat Nabi SAW berhenti ketika santri melanjutkan pidatonya.

Namun kadang ada saja santri yang terlalu enjoy memukul alat rebana dan bershalawat sehingga lupa bahwa teman yang berpidato telah melanjutkan kembali bicaranya.

Seluruh pengurus Organisasi Pelajar Pesantren Terpadu Ibnunnafis (OPPTI) pun membimbing para adik kelasnya dalam latihan berpidato dalam dua bahasa.

Tidak ketinggalan para asatidz (guru) juga turut ambil bagian dalam meningkatkan kemampuan para santri dalam berpidato dua bahasa. Topik pidato yang dibawakan para santri cukup beragam baik persoalan klasik maupun isu-isu kontemporer mengenai keislaman. Hal ini tidak lepas dari arahan para guru dan pengurus OPPTI.

Menurut Ustadz Aam Syuhada, kehadiran para guru memantau proses latihan berpidato dimaksudkan untuk memacu semangat para santri, dan aturan-aturan berpidato yang sudah ditetapkan dapat berjalan dengan baik.

 “Kadang ada santri yang lebih senang dengan alat musik rebana sehingga lalai bahwa di atas mimbar ada temannya yang berdiri untuk berpidato. Kami menegur jika hal seperti ini terjadi.” ungkapnya di sela-sela memantau santri latihan berpidato.

Mengenai pemilihan bahasa Arab untuk latihan berpidato, ia menjelaskan bahwa bahasa Arab mutlak harus dikuasai para santri, baik lisan maupun tulisan.

Sebelum tampil menyampaikan pidatonya, para santri mesti menyiapkan tulisan terlebih dahulu kemudian dihafalkan. “Pidato bahasa Arab membuat santri berlatih bahasa Arab lebih keras lagi,” papar Aam. (majalahgontor.net)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar