Jumat, 15 Juli 2011

Heboh!!Muncul Buku Panduan Untuk Bunuh Diri

"Agama adalah racun dunia" inilah yang pernah di katakan oleh Hitler. Ia tidak percaya adanya tuhan. Hal-hal terkait spiritual tidak ada dalam kamus hidupnya. Namun Anda pasti tergelitik, mendengarnya lucu, begitu Anda mendengar ia munafik kepada dirinya sendiri yang memungkiri adanya kekuatan ghaib di luar dirinya. Kisahnya ketika ia naik helikopter adalah jawabannya.

Suatu hari ketika ia hendak menuju ke suatu tempat dengan menggunakan pesawat pribadinya, secara tiba-tiba ia menyuruh pilot untuk memutar balik pesawat itu dan kembali ke lokasi semula. Sebenarnya apa alasan yang membuat ia melakukan ini?

Ternyata ada sesuatu yang ketinggalan di rumahnya, berupa benda yang ia yakini mengandung kekuatan. Jimat. Menurut cerita itu jimatnya katanya berupa seperti bulu ayam.

Lhoo katanya anti tuhan tapi percaya bulu ayam heee

Memang sudah pasti hidup tanpa adanya kepercayaan kepada tuhan terasa akan hambar, hidup seakan hanya di dunia yang tinggal menunggu mati dan setelah mati tidak ada lagi cerita. Pantas saja hidup seperti ini menjenuhkan, membosankan. Karena tak ada harapan, dan ada pandangan untuk apa hidup dan mau kemana setelah mati. Makanya puluhan orang kaya raya pernah tragis dalam hidupnya. Beberapa dari mereka bunuh diri, mati dipulaunya sendiri, mengasingkan diri dan prilaku memilukan lainnya.

Jepang juga demikian, maklum baru sedikit prosentase orang yang mengenal agama dan tuhan. Ada kejadian menghebohkan di Jepang yang saya temukan, di keunikan-dunia.blogspot.com.

Di Jepang memang sudah dikenal sejak dahulu cara mengakhiri hidup dengan niat dan tindakan sendiri yang dikenal sebagai Harakiri. Bahkan tindakan bunuh diri ini kerap dilakukan para ksatria Jepang jaman dahulu. Namun apa yang terjadi kini di negara super canggih ini?


Cover Bukunya
Wataru Tsurumi, penulis buku Panduan Lengkap Bunuh Diri di Jepang kembali muncul ke hadapan publik. Menurutnya, pemerintah Jepang mulai menangani masalah yang sejak dulu tak mendapat perhatian.

Editor majalah itu sempat menghebohkan Jepang saat meluncurkan bukunya 1993 lalu. "Saya membongkar tabu di masyarakat Jepang," cetus pria berusia 42 tahun tersebut.

Dalam bukunya, Tsurumi menulis cara-cara untuk bunuh diri. Mulai dari menggunakan obat, memotong urat nadi, hingga menggunakan gas karbon monoksida.

Jepang merupakan negara dengan angka bunuh diri tertinggi di dunia bersama dengan Rusia dan Hungaria. Lebih dari 30.000 penduduknya bunuh diri selama delapan tahun berturut-turut.


Menurut Tsurumi, bunuh diri tidak salah karena menunjukkan kebebasan individu. Apalagi, sejak lama Jepang sudah mengenal bunuh diri untuk menjaga kehormatan atau dikenal sebagai harakiri.

Tsurumi muncul kembali setelah parlemen Jepang mengesahkan aturan yang mewajibkan pemerintah atau majikan membuat laporan pencegahan bunuh diri serta bekerjasama menjaga kesehatan mental para pegawainya. "Saat pemerintah mulai memperketat kontrol, saya akan bicara semakin keras. Kita berhak memilih apa yang kita inginkan dalam hidup," tegasnya.

Dalam menghadapi tingginya angka bunuh diri, Tsurumi punya cara pandang berbeda. "Orang-orang selalu mempertanyakan mengapa mereka bunuh diri? tidak akan ada jawaban untuk ini. Sekarang mengapa kita tidak bertanya kenapa kita tidak boleh membunuh diri kita sendiri? Kenapa kita harus tetap hidup?," katanya.

Menurut Tsurumi, bunuh diri lebih banyak disebabkan kehidupan yang membosankan. Pekerjaan dan masalah yang sama yang dihadapi tiap hari. "Tantangan terbesar dalam hidup adalah bagaimana tetap hidup setiap hari tanpa merasa hampa," ujarnya seraya tersenyum sinis.

"Masyarakat negara ini selalu berfikir negatif jika harus masuk kedalam kelas sosial yang lebih rendah atau dianggap tidak bekerka keras."

Meski mendukung bunuh diri, Tsurumi menentang bunuh diri berkelompok yang marak di Jepang. Sekelompok orang yang bertemu di internet membuat janji untuk bunuh diri bersama. "Kamu harus membuat keputusan sendiri untuk hidupmu," tegasnya.

Karena itu, saat ada yang memintanya nasehat, Tsurumi hanya menjawab singkat. "Pikir sendiri," katanya.

Pria berambut gondrong itu menegaskan, sebenarnya dia ingin pembaca bukunya tetap hidup. Karena dia ingin pembaca menjadikan bukunya sebagai jalan terakhir bagi orang yang hidupnya tertekan.

Seperti yang ditulis dalam halaman depan bukunya. "Teman saya pengangguran, tapi selalu hidup dengan senang. Meski demikian, dia selalu membawa kapsul obat yang mematikan, namanya Angel Dust. Dia bilang akan mengkonsumsi obat itu kalau tidak kuat dengan tekanan dalam hidup."

Buku ini jelas bukan bacaan yang direkomendasikan untuk umum. Semoga juga tidak beredar di Indonesia. Isi buku ini benar-benar bisa mengajarkan orang untuk mengambil jalan pintas untuk mengakhiri hidup.

Pandangan yang picik tentang kehidupan. Bukankah ada kehidupan yang kekal setelah kematian jasmani kita? Jadi jalan pintas untuk mengakhiri hidup lewat cara bunuh diri justeru akan membawa manusia tersebut ke dalam penderitaan yang tak berkesudahan.

Baca Artikel lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar